Minggu, 17 Desember 2017


Menanggapi Tulisan yang Berjudul "Menakar Hakikat Pensi Sekolah"


Saya ingin menanggapi tulisan pak Setia Naka Andrian yang berjudul “Menakar Hakikat Pensi Sekolah” dalam buku Remang-remang Kontemplasi. Saya sangat setuju dengan tulisan tersebut yang menyinggung tentang. Hampir setiap sekolah pasti mengadakan pensi atau pentas seni siswa. Bahkan ada sekolah yang dalam mengadakan pensi mengundang artis-artis ibu kota yang mana mereka rela mengeluarkan puluhan juta rupiah hanya untuk mensukseskan acara pensi tersebut. Namun dalam tulisan pak Naka saya tahu, tidak seharusnya sebuah sekolah mengeluarkan puluhan juta rupiah hanya untuk mendatangkan artis-artis ibu kota. Tidak masalah memang jika sekolah tersebut mampu. Namun, alangkah lebih bagusnya lagi jika uang sebanyak itu digunakan untuk hal yang jauh lebih bermanfaat. Misalnya digunakan untuk pengembangan para siswa menuju pensi yang benar-benar dari, oleh, dan untuk siswa itu sendiri. Kerena seperti yang saya ketahui setiap diadakannya pensi yang mendatangkan artis-artis ibu kota yang berperan aktif di atas panggung itu bukan siswa melainkan artis-artis ibu kota tersebut. Siswa-siswinya yang menjadi panitia justru hanya menjadi kuli saja di belakang panggung, dengan tujuan suksesnya acara artis tersebut. Mereka tidak ikut berperan padahal, acara pensi itu sebenarnya acara mereka, yang punya juga mereka bukan artis itu. Buat apa siswa menghabiskan tenaga, pikiran, dan uang bahkan siswa rela kehilangan jam belajar jika hanya untuk menjadi kuli semata dan siswa lainnya hanya menjadi tim hore tepuk tangan semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bawa Aku Terbang oleh Nurlaila Bukan kehidupan seperti ini yang aku inginkan Bukan aturan-aturan yang tak masuk di akal yang aku ingi...